Beberapa penamaan kampung di kraton memiliki keunikan yang rata-rata, pengambilan nama untuk kampung tersebut didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesi yang sebagian besar dilakoni oleh warganya pada jaman dahulu, baik itu dari golongan kerabat, pejabat, sampai keahlian para abdi dalem Kraton dan nama pasukan prajuritnya.

Kampung-kampung yang ada di wilayah Jeron Beteng pada umumnya diberi nama yang didasarkan pada kerabat, pejabat dan keahlian para abdi dalem Kraton Yogyakarta. Ini karena kampung-kampung yang ada di wilayah tersebut dahulu merupakan tempat tinggal para abdi dalem, yang kesehariannya menangani urusan rumah tangga Kraton.

Kampung Siliran dahulu merupakan tempat tinggal para abdi dalem Silir, yakni mereka yang bertugas mengurusi lampu penerangan Kraton.

Saat ini Kampung Siliran merupakan salah satu kampung di wilayah RW 04 Kelurahan Panembahan Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta yang terletak di sisi timur bagian selatan Jeron Beteng, karena batas wilayah kecamatan kraton adalah Beteng Kraton atau kawasan di dalam kompleks Kraton Yogyakarta. 



Potensi Wisata lainnya di Kampung Siliran meliputi :

Pojok Beteng Wetan 
Bastion atau sering disebut pojok beteng karena letak Pojok benteng ini berada di sisi timur dan paling selatan dari wilayah Kraton Yogyakarta. Pojok Beteng Wetan dilengkapi dengan tempat pengintaian yang jumlahnya ada tiga buah dan tempat prajurit sebanyak sepuluh buah dan dilengkapi dengan ruangan yang berfungsi sebagai gudang mesiu.Pojok beteng Wetan dapat dikunjungi melalui kampung siliran dari sisi dalam untuk menikmati pemandangan dari atas bangunan tampak Jl. Parangtritis, Jl. Mayjen Sutoyo, Jl. Brigjen Katamso dan Jl. Kolonel Sugiyono. Adapun bangunan dari bawah dapat dinikmati dari keempat jalan tersebut.
Pojok Beteng wetan terhubung dengan Plengkung Gading

Rumah Kusumabudaya
Rumah ini merupakan salah satu contoh rumah budaya yang berada di Kampung Siliran. Rumah ini berupa sebuah joglo yang berumur ± 150 tahun, dibangun oleh KRT Kusumabudaya, abdi dalem silir (pengelola penerangan keraton). Pada masa Sultan HB VIII, tata ruang dan material bangunan masih dipertahankan keasliannya, kecuali bagian lantai sudah berganti ubin keramik. Gaya tradisional terlihat jelas dengan keberadaan pendopo pada bagian depan rumah dan sumur pada sudut halaman. Selain itu arsitektur tradisional ditunjukan pula dari bentuk atapnya berupa joglo pada pendopo dan limasan pada rumah utama (Dalem Ageng), dan dilengkapi tiga senthong (tengah, kiri dan kanan). Di samping itu, di halaman rumah ditata dengan berbagai koleksi tanaman langka. 

Suasana Rumah KRT Kusumabudaya

GJS

Jemparingan Siliran

Merupakan salah satu komunitas jemparingan atau sering disebut panahan tradisional di Kota Yogyakarta.

Post A Comment:

0 comments: