SILIRAN - Sebuah hajatan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, belum lama ini digelar oleh komunitas Benteng Budaya dan Koperasi Seniman Jogjapada tanggal 16 Oktober 2016.
kenduri yang dihadiri sejumlah seniman dan berbagai komunitas tersebut, sebagaimana diungkapkan, Sigit Sugito, di samping rasa memiliki, dan menjaga keistimewan yang sudah berjalan selama ini.
Kenduri kali ini untuk meneguhkan kembali, poros Keraton-Kampung-kampung sebagai pilar keistimewan.
kenduri yang dihadiri sejumlah seniman dan berbagai komunitas tersebut, sebagaimana diungkapkan, Sigit Sugito, di samping rasa memiliki, dan menjaga keistimewan yang sudah berjalan selama ini.
Kenduri kali ini untuk meneguhkan kembali, poros Keraton-Kampung-kampung sebagai pilar keistimewan.
“ Kami sebagai warga Jogja, tak terpisahkan dari Jogja Istimewa ingin menjaga dan mengawal perjalanan panjang Jogja Istimewa. Sebagai syukur kami adakan semacam ini ” ungkapnya.
Kenduri diikuti oleh 5 kampung termasuk Kampung Siliran dengan budaya Jemparingan. Dalam acara tersebut menempatkan uba rampe antara lain: nasi gurih, ingkung, makan tradisional disiapkan di situs Bastion (Pojok Beteng Wetan). Kenduri setelah terlebih dulu diberikan do'a dipandu Sudarmi ( Daruni) asal dari dusun Trowono, Paliyan.Sedangkan hadir dalam acara kenduri benteng Budaya, al, PADI (Puteri Adiluhung),dimeriahkan Shalawat “A-Najah”,Monolog Komunitas Sego Gurih, dengan actor Riyanto dengan askah ditulis Wage Daksinarga,Wayang partisipasi dari Banyumas dengan dalang Kang Jarwo,aktivis IRE dari kampung Biru,Trihanggo,Gamping, Sleman, dan masyarakat sekitar pojok Beteng.Seluruh peserta yang hadir mendapat nasi gurih dengan ayam suwir. isan


Post A Comment:
0 comments: