December 2016
Jemparingan di Yogyakarta
Jogja merupakan daerah yang istimewa. Keistimewaan Jogja salah satunya terletak pada kekayaan warisan budaya dan kearifan lokal yang dianggap membawa pengaruh besar pada perkembangan masyarakatnya yang dianggap lebih maju dan berkembang pesat dibanding daerah lain.
Jogja mempunyai keistimewaan dalam menarik minat orang-orang di daerah untuk datang dengan berbagai macam tujuan yang berbeda. Penduduk dari daerah lain datang ke Jogja untuk belajar, mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi atau sekedar berkunjung dengan melihat hasil kebudayaan dari masyarakat Jawa.
Kekayaan warisan budaya yang ada di Jogja juga meninggalkan banyak nilai-nilai yang menjadi kearifan lokal dan bisa diambil nilai-nilai positif serta dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakatnya. Kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Jogja masih banyak yang melekat dan bertahan sampai sekarang.
Hal ini sangat terasa pada saat kegiatan/Gladhen Jemparingan di Kampung Siliran yang merupakan salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Jogja. Perempuan turut berpartisipasi dalam mempertahankan kebudayaan melalui Jemparingan yang biasanya hanya diaktualisasikan dalam sebuah keluarga, juga dengan menjaga hubungan baik dalam kehidupan sosialnya dan proses adaptasi dengan lingkungan sekitar.
Perempuan sebagai aktor utamanya. Perempuan mempunyai peran yang besar dalam mempertahankan kebudayaan dan kearifan lokal dimana akan membawa kemanfaatan dari masyarakat itu sendiri. Melalui Jemparingan merupakan salah satu wujud dalam aktivitas sosial seorang perempuan dalam bermasyarakat atau dalam mengaktualisasikan dirinya pada lingkungan publik.
Selain itu peran perempuan sangat diperlukan agar kearifan lokal yang ada dalam masyarakat tidak pudar termakan zaman. Peran perempuan dalam mempertahankan kebudayaan dan kearifan lokal juga terkait dengan berbagai sifat keperempuanan yang penuh kesabaran, dan ketelitian sehingga menjadi suatu inspirasi tersendiri dalam lingkungan keluarga mauapun masyarakat sekitar.
Jemparingan bagi kaum Perempuan menjadi alah satu alasan yang menjadikan Jogja ini semakin Istimewa.
(ap)
(ap)
Jemparingan di Yogyakarta
Jika kita berbicara tentang jemparingan tentu tidak lepas dengan tradisi dalam menggunakan pakaian jawa dalam setiap event/gladhen-nya. Blangkon/iket, Surjan dan Jarik menjadi perlengkapan pokok bagi para pelaku seni dan budaya jemparingan dalam rangkaian berpakaian jawa-nya.
Sebagai penutup kepala, masyarakat jawa punya budaya memakai iket yang sangat bervariasi/beragam bentuknya. Sebagian pelaku Jemparingan atau panahan tradisional menggunakan penutup kepala dengan instan (blangkon) ada juga yang mengunakannya secara manual dengan merangkainya sendiri dari kain/udeng.
Sebagai penutup kepala, masyarakat jawa punya budaya memakai iket yang sangat bervariasi/beragam bentuknya. Sebagian pelaku Jemparingan atau panahan tradisional menggunakan penutup kepala dengan instan (blangkon) ada juga yang mengunakannya secara manual dengan merangkainya sendiri dari kain/udeng.
Udeng merupakan sehelai kain yang biasanya diikatkan di kepala laki – laki dengan bentuk dan corak berwarna – warni (putih,hitam,batik dll). Kalau orang jawa bilang
Iket digawe soko kain batik sing rodho dowo banjur dililitake miturut cara-cara lilitan tinentu neng sirah. Lilitan kain iku kudhu isa nutup kabeh sirah (ndhuwur kuping).
Penggunaan iket yang tidak instan seperti blangkon ini perlu dilestarikan baik tatacaranya, bahan dan jenisnya sehingga budaya penggunaan iket dengan udeng ini tidak hilang begitu saja seiring perkembangan jaman yang serba instan.
#salambudaya
#salambudaya
Jemparingan di Yogyakarta
SILIRAN - Jemparingan Siliran
menggelar Gladhen Jemparingan untuk anggota Guyub Jemparing
Siliran #GJS kali ini tidak dilaksanakan pada hari minggu kliwon melainkan pada hari senin legi tanggal 12 Desember 2016 di Sasana Jemparingan Siliran Yogyakarta.
Gladen Jemparingan 20 rambahan dimulai pukul 09.30 diikuti 18 anggota GJS baik putra dan putri. Dalam
kesempatan tersebut disediakan berbagai bebungah berupa bahan pokok,
makanan sampai dengan uang senilai 50000 bagi yang mampu memperoleh kepala (mearah) serta hadiah
yang disiapkan panitia.
Subscribe to:
Comments (Atom)




